ELECTRICT SUBMERSIBLE PUMP

KEGUNAAN DAN PERALATAN ELECTRICT SUBMERSIBLE PUMP (ESP)

Pompa ESP (Electrict Submersible Pump)
Pompa ESP merupakan pompa centrifugal yang terdiri dari beberapa stages. Setiap stage terdiri dari satu impeler yang bergerak (rotor ) dan satu difusser yang bersifat diam (stator). Ukurang dari stage menentukan banyaknya fluida yang dapat di pompakan, sedangkan jumlahnya akan menentukan total head capacity (daya angkat/ dorong) dan jumlah horse power  yang diperlukan.
Pompa ESP secara keseluruhan dari pompa dan motornya ditenggelamkan kedalam fluida, pompa ini digerakkan dengan motor listrik melalui suatu proses motor (shaf) yang memutar impeller pompa.
1.1 Syarat-syarat Pemilihan Pompa ESP
1.    Laju produksi antara 200 -  60.000 STB/day
2.    Produktivity index tinggi
3.    WFL (Working Fluid Level) tinggi
4.    Sumur tidak mempunyai problem kepasiran
5.    Tersedia peralatan ESP
1.2 Kelebihan Dan Kekurangan Pompa ESP
A.      Kelebihan
1.    Dapat beroperasi pada kecepatan tinggi.
2.    Dapat bekerja pada smur yang dalam yaitu 15.000 ft
3.    Mampu memompa fluida dalam jumlah besar yaitu 200 – 60.000 B/d
4.    Dapat memisahkan gas yang mungkin mengganggu proses pemompaan.
5.    Sesuai dipergunakan pada sumur-sumur yang mempunyai PI tinggi.
6.    Sesuai dipasang pada sumur-sumur miring karena tidak ada bagian-bagian yang bergerak baik di permukaan maupun di dalam sumur.
7.    Panas yang ditimbulkan oleh putaran motor akan mengatasi masalah paraffin dan fluida yang viscositasnya tinggi pada temperatur yang rendah.
8.    Biaya peralatan relative kecil jika dibandingkan dengan laju produksi yang diperoleh.
B.      Kekurangan
1.    Biaya Pertama pemasangan ESP relatif lebih mahal dibanding dengan system artificial lift yang lain
2.    Kurang baik pada sumur yang memiliki problem kepasiran
3.    Pada sumur produksi dengan reservoir yang tidak kompak dimana akibat dari pemompaan dengan rate dan kecepatan yang tinggi, bisa menyebabkan pasir terlepas dari sedimennya dan masuk ke dalam pompa sehingga pompa mengalami abrasi.
4.    Pada sumur yang saturated reservoir (reservoir jenuh) dengan tekanan lapisan di bawah tekanan saturasi maka gas dalam cairan yang dipompakan bisa menurunkan efisiensi pompa dan bisa terjadi gas locking.
5.    Menimbulkan emulsi yang diakibatkan dari perputaran impeller pompa yang tinggi.
6.    Mempercepat terjadinya water conning. Akibat dari pemompaan dengan rate yang tinggi maka akan memacu terjadinya water conning. terutama pada perforasi yang `dekat dengan water oil contact.

 1.3  Problem pada pompa ESP
1.  Under load (amper motor lebih rendah dari yang normal)
Di sebabkan oleh :
·      Produksi yang kecil
·      Voltage yang tinggi atau berlebihan
·      Pompa yang terlalu besar
·      Produksi yang banyak membawa gas
2.  Over load (amper motor lebih tinggi dari normal)
Di sebabkan oleh :
·      Voltase yang rendah/kurang
·      Bertambahnya berat jenis fluida yang di pompakan
·      Terjadinya kerusakan pada reda cable
·      Pompa stuck
3.  Motor terbakar
Disebabkan oleh :
·      Motor bekerja overload
·      Air/fluida masuk ke motor
·      Reda unit bekerja underload (low production)
·      Motor terlalu sering di-star
Secara umum peralatan electrical submersible pump dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1.5. Peralatan di Atas Permukaan
1.             Wellhead
Wellhead atau kepala sumur dilengkapi dengan tubing hanger yang mempunyai lubang untuk cable pack-off atau penetrator. Cable pack-off ini biasanya tahan sampai tekanan 3000 psi. Tubing hanger dilengkapi juga dengan lubang untuk hidraulic control line, yaitu saluran cairan hidraulik untuk menekan subsurface ball valve agar terbuka.
Wellhead juga harus dilengkapi dengan “seal” agar tidak bocor pada lubang untuk kabel dan line. Wellhead ini di desain untuk tahan terhadap tekanan 500 psi sampai 3000 psi.

2.             Junction Box
Junction box ditempatkan di antara kepala sumur dan switchboard untuk alasan keamanan. Gas dapat mengalir keatas melalui kabel dan naik ke permukaan menuju switchboard, yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran, karena itu kegunaan dari junction box ini yaitu sebagai tempat pelepasan gas yang merambat naik ke permukaan melalui kabel switchboard. Junction box biasanya 15 ft (minimum) dari kepala sumur dan normalnya berada diantara 2 sampai 3 ft di atas permukaan tanah. 
Fungsi dari junction box antara lain :
·           Sebagai ventilasi terhadap adanya gas yang mungkin bermigrasi kepermukaan melalui kabel agar terbuang ke atmosfer.
·           Sebagai terminal penyambungan kabel dari dalam sumur dengan kabel dari swichboard.

3.        Swichboard 
Swichboard merupakan pusat pengendalian, monitor arus motor, meberikan perlindungan terhadap kelebihan beban yaitu pada saat terjadinya hubungan singkat (short circuit). Swichboard ini berfungsi sebagai alat pengontrol sekaligus sebagaai pelindung terhadap ESP apabila terjadi overload ataupun underload. Pada swichboard ini juga terdapat ammeter chart yang berfungsi sebagai pembacaan terhadap pompa ESP yang sedang beroperasi. Dengan ammeter chart bisa di ketahui apakah pompa ESP ini mati atau hidup dan juga dapat mengetahui berapa kali restart  per hari selain itu bisa juga untuk pembacaan apabila terdapat gas yang masuk kedalam pompa ESP. Pada kondisi pembacaan ammeter chart yang normal, perekaman ammeter akan menggamar kurva simetris dan halus. Realisasi operasi normal dapat menghasilkan kurva yang sedikit diatas atau dibawah ampere name plate tetapi selama kurva simetris dan konsisten dari hari ke hari, maka sistem ini beroperasi dengan benar.

4.        Transformer

Merupakan alat untuk mengubah tegangan listrik, baik untuk menaikan atau menurunkan tegangan yang di perlukan untuk motor. Alat ini terdiri dari core (inti) yang dikelilingi oleh coil dari lilitan kawat tembaga. Keduanya, baik core maupun coil direndam dengan minyak trafo sebagai pendingin dan isolasi. Perubahan tegangan akan sebanding dengan jumlah lilitan kawatnya. Biasanya tegangan input transformer diberikan tinggi agar didapat ampere yang rendah pada jalur transmisi, sehingga tidak dibutuhkan kabel (penghantar) yang besar. Tegangan input yang tinggi akan diturunkan dengan menggunakan step-down transformer sampai dengan tegangan yang dibutuhkan oleh motor.

1.6.Peralatan Dibawah Permukaan
Peralatan di bawah permukaan dari electrical submersible pump ini merupakan peralatan yang berada di bawah wellhead dan berada di dalam sumur diantaranya yaitu :
1)        Centralizer 
Berfungsi untuk menjaga kedudukan pompa dan motor agar tidak bergeser atau selalu ditengah-tengah sehingga akan mendapatkan pendinginan yang sempurna dan untuk melindungi kabel agar tidak terjadi kerusakan akibat gesekan dengan casing saat pemasangan atau penurunan pompa.
  
2)        Motor 
Motor berfungsi untuk memutar pompa ESP dengan jalan merubah electrical energi yang diberikan kepada motor melalui kabel yang berasal dari permukaan  untuk menjadi tenaga mechanical energi. Beberap unsur penting yang ada pada ESP motor diantaranya yaitu stator (housing), rotor (rotating) dan ESP Oil. Jenis motor electrical submersible pump adalah motor listrik induksi dua kutub tiga fasa yang diisi dengan minyak pelumas khusus yang mempunyai tahanan listrik (dielectric strength) tinggi. Beberap fungsi dari minyak yang ada pada motor ini yaitu :
1)   Sebagai pelumas
2)   Sebagai tahanan (isolasi)
3)   Sebagai media penghantar panas motor yang ditimbulkan oleh perputaran rotor ketika motor tersebut sedang bekerja.
Minyak ini harus mempunyai spesifikasi tertentu yang sudah di tentukan oleh pabrik yaitu berwarna jernih , tidak mengandung bahan kimia, dielectric strength tinggi, dan tahan panas. Minyak yang di isikan kedalam motor nantinya akan mengisi semua celah-celah yang ada dalam motor yaitu rotor dan stator.
Motor ESP ini berfungsi sebagai tenaga penggerak dari pompa (prime mover). Motor ini mempunyai dua bagian pokok yaitu :
1)        Rotor (gululngan kabel halus yang berputar)
2)        Stator (gulungan kabel halus yang stasioner dan menempel pada badan motor).
Stator mengindikasikan aliran listrik dan mengubah menjadi tenaga putaran pada rotor. Dengan berputarnya rotor maka poros (shaft) yang berada ditengah nya akan ikut berputar, sehingga poros yang saling berhubungan akan ikut berputar pula (protektor, intake dan pompa).

3)        Protector 
Protector sering juga disebut dengan seal section terletak diatas pompa di bawah intake. Pada protektor ini juga terjadi sabungan shaft antara shaft motor dan shaft pompa sehingga nantinya gaya putar dari motor dapat tersampaikan ke motor. Fungsi utama dari protektor ini sendiri yaitu :
1)        Penghubung antara motor kepompadengan peralatan shaft
2)        Menahan cairan yang masuk kedalam wellbore agar tidak langsung masuk kedalam motor
3)        Menyamaratakan tekanan yang ada didalam motor dengan tekanan yang datang dari wellbore
4)        Memberikan kesempatan kepada minyak yang ada didalam motor untuk memuai dan menyusut sebagai akibat perubahann temperatur dari motor pada saat bekerja atau dimatikan.disebabkan oleh panas dan dingin start atau stop.

4)        Intake 
Intake ini dipasang dibawah pompa dengan caran menyambungkan sumbunya (shaft) memakai coupling . intake merupakan slauran masukanya fluida dari dasar sumur menuju ke pompa dan nantinya akan di pompakan ke permukaan. Intake ada yang dipasang menjadi satu dengan housing pompa (integrated), tetapi ada juga yang terpisah. Berikut ini beberapa jenis intake yang sering dipakai diantarnaya :
1)        Standard intake, dipakai untuk sumur dengan GLR rendah. Jumlah gas yang masuk pada intake harus kurang dari 10% sampai dengang 15% dari total volume fluida. Intake mempunyai lubang untuk masuknya fluida ke pompa dan dibagian luar dipasang selubung (screen) yang gunanya untuk menyaring partikel masuk ke intake sebelum masuk kedalam pompa.
2)        Rotary Gas Separator dapat memisahkan gas sampai dengan 90%, dan biasanya dipasang untuk sumur sumur dengan GLR tinggi. Separator jenis ini tidak direkomendasikan untuk di pasang pada sumur sumur yang abrasive.
3)        Static gas separator atau sering disebut reverse gas separator, yang dipakai untuk memisahkan gas hingga 20% dari fluida.

5)        Pompa
Pompa merupakan alat yang berfungsi untuk memindahkan fluida ke permukaan terdiri dari sederet stages-stages yang diproses didalam housing pada kedua ujungnya dibatasi dengan head dan base pompa. Satu stage dari pompa terdiri dari impeler dan difuser, dimana impeler nya berputar dan difuser nya sebagai kompresi yang akan merubah menjadi tekanan. Stages tersebut di susun secara vertikal dan banyak dari stages di sesuaikan dengan kebutuhan pompa yang akan di gunakan untuk mendorong fluida.
Prinsip kerja dari pompa ini yaitu fluida yang masuk melalui intake akan diterima oleh stage awal atau stage paling bawah dari pompa, kemudian impeller akan mendorongnya masuk sebagai akibat proses centrifugal maka fluida tersebut akan terlempar keluar dan diterima oleh diffuse. Oleh diffuser ini tenaga kinetis fluida akan diubah menjadi tenaga potensial (tekanan) dan diarahkan ke stage selanjutnya. Pada proses tersebut fluida memiliki energi yang semakin besar dibandingkan dengan pada pertama kali masuk nya fluida. Kejadian tersebut terjadi terus menerus sehingga tekanan head pompa berbanding linier dengan jumlah stages, artinya semakin banyak stage yang dipasang maka akan semakin besar kemampuan pompa untuk mengangkat fluida.

6)        ESP Cable 
Kabel berfungsi untuk menghantarkan arus listrik dari panel board ke motor (downhole sumur). Kabel yang di pakai adalah jenis tiga konduktor. Peran utama dari kabel tersebut adalah sebagai media penghantar arus listrik dari swichboard sampai ke motor di dalam sumur. Kabel yang digunakan harus tahan terhadap tegangan tinggi, temperatur tinggi tekanan migrasi gas dan tahan terhadap cairan dari sumur. Untuk itu maka kabel harus memmpunyai isolasi dan sarung yang baik.
Bagian-bagian kabel biasanya terdiri dari :
1)        Konduktor
2)        Isolasi
3)        Sarung
4)        Jaket
Ada dua jenis kabel yang biasa dipakai yaitu round dan flat cable. Pada jenis round cable dibagian luar sarungnya dibungkus lagi dengan karet (rubber jacket). Biasanya kabel jenis round ini memiliki ketahanan yang lebih lama daripada jenis flat cable, tetapi memerlukan ruang penempatan yang lebih besar.

7)        Tubing Check Valve 
Tubing check valve digunakan pada sumur yang fluidanya rendah karena fluida yang turun dari tubing akan memaksa pompa untuk memutar arah yang berlawanan dan akan membawa akibat buruk pada impeller dan difusser. Dengan check valve maka hal tersebut dapat dihindari dan bila motor dihidupkan kembali akan dapat beroperasi dengan cepat. Tubing check valve ini biasanya di pasang pada tubing (2-3 join) di atas pompa. Jadi umumnya check valve digunakan agar tubing tetap terisi penuh dengan fluida sewaktu pompa mati dan mencegah supaya fluida tidak turun ke bawah.

8)        Tubing Bleeder Valve 

Bleeder valve berfungsi sebagai jalan keluar fluida didalam tubing sewaktu pompa diangka sehingga pada waktu pompa di angkat ke permukaan sudah tidak membawa fluida lagi. Blader valve ini dipasang satu joint di atas check valve
Newest
Previous
Next Post »