JENIS JENIS ARTIFICIAL LIFT MINYAK BUMI

JENIS JENIS ARTIFICIAL LIFT MINYAK BUMI

a.       Gas Lifting, menginjeksikan gas kedalam kolom minyak di dalam sumur sehingga berat minyak menjadi lebih ringan dan lebih mampu mengalir ke permukaan.
b.      Sucker Rod Pumping, pompa dengan system rotasi pada prime mober dirubah menjadi gerak naik turun untuk mengangkat minyak ke permukaan.
c.       Subsurface Electrical Pumping, menggunakan pompa sentrifugal bertingkat yang digerakkan oleh motor listrik dan dipasang jauh di dalam sumur.
d.      Jet Pump, fluida di pompakan ke dalam sumur dengan tekanan tinggi yang di sempotkan lewat nozzle ke dalam kolom minyak sehingga mampu mendorong minyak sampai permukaan.
e.       Progressive Cavity Pump, pompa dipasang di dalam sumur, tetapi motor dipasang di permukaan. Keduanya dihubungkan dengan batang baja yang disebut sucker rod
PENJELASAN 
                  1.      GAS LIFT
Prinsip Keja Gas Lift
a)      Continuous gas lift,
Yaitu gas diinjeksikan secara terus menerus kedalam annulus melalui valve yang dipasang pada tubing, maka gas akan masuk kedalam tubing. Untuk sumur yang mempunyai PI tinggi (> 0.5 B/D/psi).
b)      Intermittent gas lift,
Yaitu gas diinjeksikan secara terputus putus pada selang waktu tertentu ,sehingga dengan demikian injeksi gas merupakan siklus dan diatur sesuai dengan laju fluida yang mengalir dari formasi ke lubang sumur, digunakan pada sumur yang mempunyai  PI rendah (< 0.5 B/D/psi)  rendah
Empat kategori pemakaian gas lift yang dianjurkan, yaitu :
Kategori Pemakaian Gas Lift
PI
BHP
Sistem Injeksi
Tinggi
Tinggi
Continuous
Tinggi
Rendah
Intermittent
Rendah
Tinggi
Intermittent
Rendah
Rendah
Intermittent

Peralatan di Atas Permukaan
1.      Wellhead dengan Christmas tree.
2.      Stasiun kompresor.
3.      Stasiun distribusi.
4.      Alat-alat control




Peralatan di Bawah Permukaan
Peralatan bawah permukaan dari gas lift tidak berbeda jauh dengan peralatan pada sembur alam, hanya disini ditambah dengan valve-valve gas lift. Yang paling umum dipakai pada saat ini adalah jenis pressure charge bellow valve. Dalam keadaan normal valve ini tertutup (karena adanya tekanan di dalam bellow) dan akan bekerja berdasarkan tekanan injeksi.

Valve gas lift dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :
1.      Casing pressure operating valve.
Valve ini bekerja karena tekanan casing.
2.      Fluid operated valve
Valve ini bekerja karena tekanan fluida dalam tubing.
3.      Throttling pressure valve
Valve ini disebut juga valve proporsional atau valve aliran kontinyu, untuk membuka valve diperlukan tekanan dalam casing dan untuk menutup valve diperlukan penurunan tekanan dalam tubing atau casing.
4.      Combination valve
Valve jenis ini disebut juga dengan fluid pressure open pressure closed valve, dimana untuk membukanya diperlukan penambahan tekanan fluida dan untuk menutup valve  jenis ini di perlukan pengurangan tekanan casing atau tekanan tubing.

             2.      SRP (SUCKER ROD PUMP)
             Prinsip Kerja Pompa Sucker Rod
-       Pada saat up-stroke : plunger naik, travelling valve tertutup karena membebani plunger dan fluida akan mendorong dari tubing ke permukaan, standing valve terbuka karena terjadi penghisapan sehingga fluida dari formasi masuk ke pompa.
-       Pada saat Down-stroke : Plunger turun, travelling valve terbuka karena mendapat dorongan dari fluida sehingga fluida akan bergerak dari plunger ke dalam tubing, standing valve tertutup akibat ditekan oleh fluida di atasnya.


Peralatan di Atas Permukaan
a.      Prime Mover         : Penggerak utama, memberikan gerakan putar.
b.      Crank                     : Pada crank ini terdapat lubang-lubang tempat kedudukan pada pitman bearing dan ujung bawah dari pitman. Besar kecilnya langkah atau stroke pemompaan yang diinginkan dapat diatur dari sini dengan mengubah-ubah letak ujung bawah pitman. Apabila kedudukan ujung bawah pitman digeser ke posisi lubang mendekati counter balance, maka langkah pemompaan menjadi bertambah besar, demikian pula sebaliknya apabila menjauhi counter balance yaitu ke arah crank shaft maka langkah pemompaan menjadi kecil.
c.      Pitman                   : Lengan penghubung antara walking beam pada equalizer dengan crank (merubah gerak berputar menjadi naik turun).
d.     Counter balance    : Sepasang pemberat yang dapat membantu kerja prime mover.
e.      Equalizer               : Bagian atas dari pitman.
f.       Walking beam       : Tangkai horizontal di belakang horse head yang dapat merubah gerak putar menjadi naik turun dan meneruskan energy dari prime mover ke pompa.
g.      Horse head            : Meneruskan gerakan dari walking beam ke unit pompa.
h.      Briddle                  : Tali penggantung Carrier bar.
i.        Carrier bar             : sebagai penyangga polished rod clamp.
j.        Polished rod clamp: untuk mengeraskan kaitan polished rod dengan komponen di atasnya.
k.      Polished rod          : Rangkaian rod yang muncul di permukaan, menghubungkan rangkaian sucker rod dengan peralatan di atas permukaan.
l.        Stuffing box          : Alat yang dipasang di atas kepala sumur (casing/tubing head) untuk mencegah atau menahan minyak agar tidak ikut keluar bersama dengan naik turunnya polished rod.
m.    Sampson Post        : Penyangga walking beam.

Peralatan di Bawah Permukaan

a.      Tubing                   : untuk mengalirkan minyak setelah minyak diangkat oleh plunger.
b.      Rod String          : Tangkai Pompa.
-  Sucker rod     : penghubung antara plunger dengan peralatan di permukaan. Sedangkan fungsinya adalah melanjutkan gerak lurus naik turun dari horse head ke plunger pompa.
-  Pony rod    : untuk melengkapi panjang dari sucker rod apabila sucker rod tidak mencapai target yang dituju
c.      Working barrel  : tempat dimana plunger dapat bergerak naik turun sesuai dengan langkah pemompaan dan menampung minyak yang terhisap oleh plunger pada saat bergerak ke atas.
d.  Plunger     : sebagai penghisap minyak dari formasi masuk ke dalam barrel dan mengangkat minyak yang telah terakumulasi dalam barrel ke permukaan melalui tubing.
e.   Travelling valve    : untuk mengalirkan minyak dari working barrel masuk menuju plunger, hal seperti ini terjadi pada saat plunger bergerak ke bawah dan akan menahan keluarnya minyak dari plunger pada saat plunger bergerak ke atas (up-stroke).
f.    Standing valve      : untuk menahan minyak agar tidak dapat keluar dari working barrel pada saat plunger bergerak ke bawah. 
g.      Gas anchor        : dipasang pada bagian bawah pompa untuk memisahkan gas dari minyak agar gas tersebut tidak ikut terproduksi.

                  3.      ESP (ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP)
Prinsip Kerja Electric Submersible Pump
Energi listrik dialirkan dari transformer menuju switchboard, pada switchboard semua kinerja ESP akan dimonitor, kemudian energi listrik dari switchboard dialirkan sampai ke motor melalui kabel. Selanjutnya, melalui motor energi listrik akan di rubah menjadi energi mekanik yaitu berupa tenaga putar, putaran diteruskan ke protector dan pump, impeller akan ikut berputar dan mendorong fluida ke permukaan.

Peralatan di Atas Permukaan
a.      Wellhead/Tubing head      : sebagai penyokong dari rangkaian tubing dan untuk menutup ruang antara casing dengan tubing.
b.      Junction box                      : sebagai tempat menghubungkan kabel dari dalam sumur dengan kabel dari switch board dan mengeluarkan gas yang ikut bersama kabel.
c.      Switch board                     : Panel control kerja di permukaan, untuk mengontrol kerja pompa.
d.     Transformer                       : sebagai perubah tegangan primer yang tinggi menjadi tegangan sekunder (yang rendah) yang dibutuhkan motor.
Peralatan di Bawah Permukaan
a.        Centralizer             : untuk menjaga kedudukan pompa agar tetap di tengah-tengah.
b.       Motor                    : sebagai tenaga penggerak pompa (prime mover), yang  mempunyai 2 (dua) bagian pokok yaitu  Rotor (gulungan kabel halus) bagian yang berputar dan Stator  (gulungan kabel halus yang stasioner dan menempel pada badan motor) merupakan bagian yang tidak berputar.
c.        Protektor
Protektor ini dipasang di atas motor dan dibawah pompa. Fungsinya antara lain :
-       Memberikan ruangan untuk pengembangan/penyusutan minyak pelumas.
-       Mencegah fluida masuk ke rumah motor.
-       Menyimpan minyak motor dan minyak pelumas.
-       Memberikan keseimbangan tekanan dalam motor dengan tekanan luar, yaitu tekanan fluida sumur pada kedalaman tertentu                                                              
d.       Pump intake/gas separator : tempat masuknya fluida menuju pompa, gas separator untuk menyaring gas agar tidak masuk ke pompa.
e.        Pump     : Setiap pompa terdiri dari beberapa tingkat (multistage) dimana masing-masing terdiri dari impeller dan diffuser. Jumlah tingkat tergantung dari head pengangkatannya.
Impeller : bagian yang bergerak untuk memindahkan fluida dari tempat satu ke tempat lain.
Diffuser  : bagian yang diam, untuk mengarahkan fluida ke stage berikutnya
f.        Check Valve    : menjaga fluida agar tetap di atas pompa.
g.     Bleeder Valve  : dipasang 1 joint di atas check valve, untuk mengosongkan kolom fluida dari dalam tubing pada waktu pencabutan pompa. 
h.       Kabel listrik           : sebagai penyalur aliran listrik dari permukaan ke motor

Previous
Next Post »